Jangan Biarkan Indonesia Dijajah Lagi Karena Data
Red: Opini data digital

Bayangkan ini: data biometrik Anda, lokasi harian, preferensi politik, bahkan pola tidur, rekening, pacar, hobbi, perilaku dalam jabatan dan sebagainya, semua bisa diakses oleh negara asing. Kedengarannya seperti film spionase, tapi justru itulah yang mungkin akan terjadi jika Indonesia menyerahkan data pribadi warganya ke Amerika Serikat.,
Dunia kita hari ini, data adalah senjata. Negara yang menguasai data, akan menguasai manusia terutama tokoh berkuasa dan berpengaruh. Amerika tahu itu sejak lama.. Direktur FBI pertama, J. Edgar Hoover, membangun kekuasaan selama hampir 50 tahun hanya dengan satu hal yaitu: mengoleksi data pribadi semua orang yang berkuasa di AS : presiden, senator, musuh politik, hingga aktivis. Hoover tak pernah dipilih rakyat, tapi semua pemimpin AS takut kepadanya.
Jika Indonesia meniru jalan ini bukannya jadi Hoover, tapi jadi korbannya maka kedaulatan negara dan bangsa akan lenyap dalam diam.
Ini bukan kerja sama, ini kolonialisme digital.
UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), tak berguna jika pemerintah sendiri yang membuka pintu data WNI untuk pihak asing. Jangan bungkus pengkhianatan dengan istilah-istilah diplomasi. Jangan jual kedaulatan atas nama investasi.
Negara ini pernah dijajah karena rempah-rempah. Jangan biarkan dijajah lagi karena data.
Posting Komentar