Pasar Pramuka: Kian Terkenal Hingga Pelosok Desa Indonesia

Table of Contents

Kasus dugaan ijazah palsu Bapak Joko Widodo sering digambarkan oleh sejumlah pihak sebagai bentuk kejahatan kerah putih (white collar crime). Karena isu ini memang sulit dibuktikan secara langsung, meskipun beberapa fakta-fakta kecil seperti potongan puzzle, mulai bermunculan dan telah menyita perhatian publik.

Kejahatan kerah putih umumnya terselubung dibalik jalur legal formal yang disusupi rekayasa sistemik. Demikian pula ijazah ini. Tidak tampak terang di permukaan, tapi terlihat sejumlah kejanggalan administratif dan testimoni yang memberi petunjuk.

 

Fakta-fakta telah bermunculan; perbedaan tanda tangan, nama dekan, nama pembimbingan skripsi, foto ijazah, setempel, penanggalan tidak sesuai, dokumen akademik asal-asalan, hingga kesaksian para alumni dan pengamat pendidikan, jumlah SKS dan IP dsb. Bila disusun secara cermat, dapat menjadi semacam puzzle evidence (rangkaian bukti).

 

Potongan-potongan itu sepintas tampak sepele (seolah sampah saja), tapi setelah dirangkai secara logis dan forensik, derajatnya akan meningkat menjadi alat bukti yang sah dan kuat di mata hukum.

Namun semua pihak perlu diingatkan, bahwa dalam sistem hukum yang berkeadaban, segala dugaan harus diuji melalui prosedur hukum yang adil, terbuka, dan bebas intervensi. Prinsip presumption of innocence (azas praduga tak bersalah) tetap berlaku sampai ada keputusan hukum yang berkekuatan tetap.

 

Juga publik berhak mengetahui kebenaran, demi kepercayaan terhadap institusi negara. Selain itu narasi ijazah palsu tidak digunakan sebagai alat pembunuhan karakter tanpa dasar hukum yang sah. Oleh karena itu, setiap elemen masyarakat termasuk media, akademisi, dan penegak hukum perlu sama-sama berperan dan menjunjung tinggi integritas dan objektivitas.

 

*Apreasi terhadap pemburu Ijazah Palsu*

 

Kelompok yang menyebut dirinya pemburu ijazah palsu jokowi (Bang Eggie dkk) telah berjasa besar terhadap negeri ini, apapun judul aktifitasnya (politik partisan, kelompok sakit hati, cari panggung dsb). Tapi kini, setidaknya untuk mawas diri bagi semua pihak, bahwa publik nasional se-Indonesia sudah mengetahui ternyata memang benar-benar ada orang-orang yang sangat cekatan membuat cetakan dokumen palsu di pasar pramuka kelurahan salemba jakarta timur. Bahkan diduga seorang mantan Rektor sekaligus mantan wakil menteri adalah pemilik atau punya usaha di lokasi tersebut.

 

Survei lapangan; pegusaha di lokasi tidak canggung menunjukkan ribuan foto yang digunakan untuk mencetak dokumen palsu termasuk ijazah. itulah modus yang melejitkan nama PASAR PRAMUKA kian dikenal hingga pelosok desa.

________________     


Posting Komentar