Audit Menyeluruh Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Mencari Akar Masalah, Bukan Sekadar Solusi Instan
Oleh: Ashar Ilyas, pemerhati peneliti masalah sosial ekonomi politik
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah adalah inisiatif mulia yang bertujuan menjamin asupan gizi anak didik, yang secara langsung berkorelasi dengan peningkatan fokus belajar dan kesehatan. Namun, di lapangan, program ini kerap menuai keresahan. Bukan hanya para murid yang menjadi penerima, tetapi juga guru dan orang tua siswa yang menyaksikan pelaksanaan yang belum optimal.
Keluhan mulai dari kualitas makanan yang meragukan, rasa yang kurang enak, hingga masalah kehigienisan menunjukkan bahwa implementasi MBG menghadapi tantangan sistemik. Pemerintah tidak seharusnya terburu-buru merumuskan kebijakan atau evaluasi yang bersifat permukaan. Langkah krusial yang harus diambil adalah mencari akar masalahnya melalui penelitian mendalam.
Mengapa Evaluasi Komprehensif Itu Penting?
Masalah dalam program pangan berskala besar seperti MBG jarang disebabkan oleh satu faktor tunggal. Seringkali, masalah muncul dari titik-titik lemah di sepanjang rantai nilai pangan (food value chain).
Untuk itu, keterlibatan ahli riset independen mutlak diperlukan. Penelitian harus difokuskan pada tujuh aspek kunci yang menjamin makanan bermutu dan bergizi, mulai dari pengadaan hingga makanan tiba di tangan siswa:
-
Kelembagaan dan Relasi Pelaksana
Perlu diteliti bagaimana hubungan kelembagaan antara Badan Pelaksana (BGN) dan Subjek Pelaksana/Penyedia Pangan (SPPB) dijalankan. Akar masalah seringkali ada pada tata kelola, transparansi kontrak, dan akuntabilitas. Apakah terjadi tumpang tindih kewenangan atau pembebanan tanggung jawab yang tidak jelas?
-
Pengadaan Bahan Makanan dan Ketersediaan
Kualitas makanan diawali dengan kualitas bahan baku. Penelitian harus mengaudit standar pengadaan. Apakah pemilihan pemasok hanya berorientasi pada harga terendah, mengorbankan kualitas? Bagaimana menjaga ketersediaan bahan makanan segar secara berkelanjutan, terutama yang bersumber dari petani lokal?
-
Kontrol Kualitas (Quality Control - QC)
Program MBG harus memiliki protokol QC yang ketat di berbagai titik kritis. Penelitian harus mengkaji: Seberapa efektif pengawasan saat bahan baku diterima? Siapa yang bertanggung jawab mengukur kandungan gizi atau menguji keamanan pangan sebelum makanan didistribusikan?
-
Aspek Penyimpanan Bahan Makanan
Salah penyimpanan adalah penyebab utama kerusakan bahan makanan dan kontaminasi. Audit harus mencakup evaluasi infrastruktur penyimpanan (gudang kering, cold storage) dan kepatuhan terhadap prosedur standar seperti manajemen suhu dan rotasi stok (FIFO/FEFO).
-
Manajemen Dapur atau Proses Masak Memasak
Tahap memasak adalah momen paling penting dalam menjamin kehigienisan dan nilai gizi. Riset perlu meninjau: Apakah standar sanitasi dapur sudah dipenuhi? Apakah juru masak menerima pelatihan yang memadai mengenai porsi gizi dan teknik memasak yang aman dalam skala besar?
-
Pengemasan Makanan Jadi
Makanan yang sudah matang harus terlindungi dari kontaminasi sekunder. Penelitian harus menilai kualitas material pengemasan apakah aman, tidak reaktif, dan mampu menjaga suhu makanan hingga didistribusikan? Proses sealing yang lambat bisa membuat makanan berada di Danger Zone (suhu berbahaya bagi pertumbuhan bakteri).
-
Aspek Distribusi dan Delivery Makanan
Jarak tempuh dan waktu pengiriman sangat menentukan kesegaran makanan. Harus dievaluasi: Apakah sarana transportasi higienis? Apakah SOP (Standard Operational Procedure) pengiriman mencakup kontrol suhu agar makanan tiba dalam kondisi prima saat jam makan?
Kesimpulan: Kebijakan Harus Berbasis Data
Permintaan dari masyarakat, khususnya guru dan orang tua, harus dilihat sebagai alarm serius. Program MBG tidak akan efektif bahkan bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jika tujuh aspek manajemen pangan di atas tidak dipastikan menunjang standar kualitas, keamanan, dan gizi.
Pemerintah perlu mengambil langkah mundur, menghentikan kebijakan instan, dan memulai audit riset menyeluruh. Hanya dengan data dan temuan akar masalah yang solid, reformasi MBG dapat dilakukan secara terarah dan menghasilkan program yang benar-benar bergizi, berkualitas, dan berkelanjutan bagi masa depan anak-anak Indonesia.
Posting Komentar