Israel Perluas Wilayah Lewat Perang, Polanya Konsisten

Table of Contents


Oleh : Alam, Pemerhati Tanah Kanaan 

Sejak 1948 hingga kini, Israel selalu berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, pada setiap kali konflik bersenjata pecah. Hasil akhirnya memperbesar peta Israel dan memperkecil ruang hidup Palestina. Dari Nakba 1948Perang Enam Hari 1967, hingga pembangunan permukiman di Tepi Barat. Pola yang sama terus berulang, perang dan pendudukan selalu berakhir menguntungkan Israel.

1948–1949: Perang Arab–Israel Pertama

1. Rencana pembagian wilayah (PBB/Resolusi No 181) memberi Israel sekitar 55% tanah Palestina Mandat PBB dan Arab Palestina 45%. Dampak; negera arab menyerbu Israel. 

2. Setelah perang, Israel menguasai ±78% wilayah, termasuk Yerusalem Barat

3. Lebih dari 700 ribu warga Palestina terusir dan menjadi pengungsi, peristiwa yang dikenal sebagai Nakba.

1967: Perang Enam Hari

1. Israel merebut Tepi Barat (dari Yordania), Jalur Gaza dan Sinai (dari Mesir), serta Dataran Tinggi Golan (dari Suriah)., Bukan Tanah Palestina. 

2. Dengan demikian, Israel menguasai seluruh Palestina historis, plus wilayah Arab lainnya.

1973: Perang Yom Kippur/Ramadan

1. Mesir dan Suriah berusaha merebut kembali wilayah yang hilang direbut Israel.

2. Mesir sempat berhasil menyeberangi Terusan Suez, tetapi akhirnya Israel tetap mempertahankan wilayah itu.

3. Golan dan Sinai (meski Sinai kemudian dikembalikan setelah Perjanjian Damai Camp David 1979).

Sesudahnya

1. Israel secara sepihak mencaplok Yerusalem Timur (1980) dan Dataran Tinggi Golan (1981), meski tidak diakui internasional.

2. Di Tepi Barat, Israel terus membangun permukiman (settlements) yang meluas hingga kini, walaupun dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Pola Konsisten

Perang dan konflik hampir selalu berujung pada perluasan wilayah kontrol Israel, baik melalui aneksasi resmi maupun melalui pendudukan de facto di lapangan.

Barangkali

Untuk mencegah Israel menambah wilayah, maka jangan ngajak dia berperang.


Posting Komentar