Kasus ijazah mantan Presiden Jokowi kembali mengundang pertanyaan publik. Bareskrim bilang dokumen itu “identik” dengan aslinya, tapi apakah kemiripan itu menjamin keaslian?
Identik berarti dokumen terlihat sama, dari kop, tanda tangan, sampai stempel. Namun, autentik berarti dokumen itu benar-benar asli, dikeluarkan oleh lembaga resmi, dan untuk orang yang tepat. Dalam era digital, dokumen bisa dibuat sangat mirip, tapi tetap palsu.
Pertanyaan soal keaslian ijazah bukan hanya soal pribadi Jokowi, tapi
soal integritas sistem. Jika dokumen tertinggi saja diragukan, bagaimana kita
percaya data penting lainnya? Terlebih, klarifikasi dari pihak terkait terkesan
tertutup, minim transparansi.
Negara harus memastikan dokumen pejabat publik benar-benar sah, bukan
hanya terlihat sah. Kepercayaan publik bergantung pada itu.
Jadi, jangan hanya terpaku pada kemiripan bentuk. Kita perlu bukti dan
transparansi. Karena negara yang kuat adalah negara yang jujur pada dokumennya.
-----
Ayo membangun peradaban akal sehat
Posting Komentar