Solo, Sidang gugatan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo di Pengadilan Negeri Surakarta menghadirkan kejutan. Tim penggugat yang menamakan diri “Tim Tipu UGM” menghadirkan dua orang saksi dari kalangan petani yang mengaku sebagai korban janji kampanye Jokowi soal bantuan alat pertanian.
“Kami sudah didata. Katanya mau dikasih traktor. Tapi sampai hari ini tidak ada,” ujar salah satu saksi di ruang sidang, Senin, 2 Juni 2025.
Keterangan para saksi itu tak secara langsung membuktikan tuduhan pemalsuan ijazah. Namun, tim penggugat berargumen bahwa kesaksian tersebut penting untuk menggambarkan pola perilaku Presiden.
“Kami ingin menunjukkan bahwa persoalan ini bukan hanya soal dokumen akademik, tetapi soal integritas seorang pejabat publik,” kata kuasa hukum penggugat usai sidang.
Menurutnya janji traktor yang tak ditepati menunjukkan bahwa Jokowi terbiasa menyampaikan pernyataan yang tidak berdasar. “Ini relevan dalam membangun narasi mengenai kemungkinan rekayasa identitas akademik,” ujarnya.
Sidang juga kembali menyinggung peran Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai pihak tergugat. Namun, perwakilan UGM enggan menanggapi kesaksian para petani, dan memilih fokus pada bukti administratif yang akan disampaikan dalam sidang selanjutnya.
Gugatan ijazah palsu ini telah memicu perdebatan luas sejak pertama kali dilayangkan tahun lalu. Meski beberapa lembaga negara sebelumnya telah menyatakan dokumen Jokowi sah, tim penggugat bersikukuh ada kejanggalan dalam legalitas dan proses penerbitan ijazah tersebut.
Sidang akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi tambahan dari pihak penggugat maupun tergugat.
________
Posting Komentar